Tuesday, May 17, 2016

Semua kembali ke Kontrak Awal

(Catatan kecil saya dari sebuah pengajian) 

Kata Pak Ustadz...
Setiap ibu memiliki kontrak awal dengan Tuhan: mendidik dan membesarkan putra putrinya. Dan, mereka, setiap ibu, akan dimintai pertanggungjawaban sesuai kontrak awalnya tersebut. 

Bagaimana jika ia seorang wanita karir, lalu tugas itu "didelegasikan" kepada orang lain, misalnya kepada baby sitter? Jawabnya, tetap sang ibulah yang akan dimintai pertanggungjawaban, bukan baby sitternya. Jadi macam ada 2 kontrak:
(1) kontrak antara ia dan baby sitternya; dan
(2) kontrak antara ia dan Tuhannya. 
Jika paham kontraknya,maka jelas juga aturan mainnya, termasuk apa dan pada siapa pertanggungjawabannya.

Boleh gunakan analogi ini: 
menjaga dan merawat kebun adalah tugas tukang kebun sesuai kontrak pekerjaan yang disepakatinya dengan majikan. Jika si tukang kebun meminta tolong kepada temannya untuk membantu mengurus taman, sang majikan tidak akan meminta pertanggungjawaban kepada teman tukang kebun. Tetapi, sang majikan tetaplah akan meminta pertanggungjawaban kepada si tukang kebun. 
Jika kebunnya bagus, maka sang majikan akan senang dan mungkin akan memberinya insentif untuk meningkatkan kinerjanya. Sementara itu, si tukang kebun paham betul siapa yang telah berkontribusi pada pencapainnya itu. Karenanya, ia (tukang kebun) selayaknya berterima kasih dan menghargai teman yang telah membantunya tersebut.

#hatihatibacanya
#udahgituaja