"Kitty" itu pemanis judul aja :)
Hari itu
saya sedang duduk menunggu dosen. Ditemani Bibi "pengendali dapur".
Sebut saja begitu. Sambil ngobrol berdua, di depan kami tiba2 muncul seekor
anak kucing yang tampak liar dengan tubuhnya yang sangat kurus. Saya ngomong ke Bibi, "Bi, ada
sisa2 makanan ga Bi?". Bibi menjawab,"Ga ada neng, paling juga
siangan klo ada yg mesen makanan dari luar". Saya paham jawaban Bibi,
karena dapur yang ia jaga hanya semacam dapur praktis, hanya utk sajian2
tertentu spt teh dan kopi. Si Kucing terus saja
mengeong dengan kalapnya mencari sesuatu yang bisa ia makan.
Tak lama berselang, seorang
mahasiswi datang menghampiri kami dan menyapa Bibi. Ia tak ikut duduk. Ia
menghampiri si Kucing dan mengeluarkan Whiskas (makanan kucing kemasan) dari
tas ranselnya. Saya ingat reaksi si Kucing yang mengeong makin nyaring sebelum
memulai pesta kecilnya yang mewah. Hingga ia kenyang, si mahasiswi itu nampak
menemaninya, mengajaknya berbicara, penuh kasih sayang. Pemandangan itu benar2
mengharukanku.
Bahwa, masih sangat sedikit orang yang tergerak hatinya melakukan hal-hal istimewa semacam itu. Memberi ikan yang tersisa dari piring kita, itupun mungkin tulangnya aja. Kenapa tak berfikir memberi isi atau dagingnya? Apa yg dilakukan mahasiswi muda itu, sungguh adalah pengalaman dan pelajaran yang mengagumkan bagi aku pribadi, dari
seseorang yang tak saya kenal dan usianya jauh di bawah saya.